Elegi Hemostasis
Elegi Hemostasis Karya: ataplangitsenja, @ataplangitsenja Jika semesta serupa bentang rona, maka hadirku adalah nabastala tanpa warna; abu dan tiada daya. Masih kutatap jelas bingkai kayu di sudut ruang, mengamati setiap gerak dalam bulir yang jatuh menciptakan teduh. Hembus udara menyapa penuh sesak, dan aku hanya didekap kosong pada keheningan yang semakin tak tertolong. Sedangkan waktu menyeretku tanpa ampun, membawaku ke tepian jurang duka semenjak kau tiada. Tanpamu ... aku hanya bayangan tak bernyawa, cerita tanpa kata, dan lukisan hilang warna. "Maaf aku pergi, berbahagialah. Sekalipun tanpaku." Kalimat itu masih terngiang di telinga, menjadi ranjau —menghancurkan setiap bagian tubuh seseorang yang tak sengaja menginjaknya. Hancur berkeping, namun kau sedikitpun tak bergeming. Telah kau rekas segala ujung bahagia yang kupunya. Kalimat yang sama sekali tak ingin kudengar, telah terucap dari bibirmu penuh gusar. Har...