Prahara melipat rasa
Prahara Melipat Rasa
Dentingan waktu seolah terasa lamban sekali berputar
Sandyakala terganti oleh temaram lampu-lampu jalanan
Petricor menyerebak menghampiri daun-daun jendela yang menganga
Menghembus aroma khas tanah basah yang selalu kusuka
Menenangkan atmaku yang tengah merenung dalam sudut luka
Nanar, sepasang mata teduh menatap bunga ranum analekta kekaguman
Jalan jalan parokial semakin terasa lenggang
Detakan dan detikan menggema memecah kesunyian
Setengah Warsa pun menguras kekhawatiran
Prahara - prahara yang timbul memecahkan ketenangan
Sayap - sayap luka semakin merekah
Mengembang lebar namun tak ada daya
Merpati hitam terseok tak mampu kembali terbang
Didekap gulita malam yang semakin mencekam
Gigil menjadi permadani
Mengalasi langkahku yang gontai tak mampu berdiri
Lelah,,
Badanku kalah..
Fikirku gundah...
Kacamata cinta kini tak lagi berfungsi
Embun embun luka menghalangi netra
Prahara - prahara kini telah melipat rasa
lontaran kata yang telah kau cipta
Membuatku remuk tak bersisa
Walau begitu, renjana ku tetap menyala
afeksi doa-doa pada sang maha cinta
Sepertiga malam menanti jawab atas lantunan do'a
Mojokerto, 17 February 2024
Ttd ataplangitsenja
Komentar
Posting Komentar