Dialog Kematian
Pencabut Roh:
"Aku adalah kematian.Sepanjang malam aku begitu lelah memilih, siapa yang dengan rela memberikan nafasnya untuk kupintal bersama cahaya dan kubawa ke angkasa. Jika rambut putihku bertambah setiap hari maka berkuranglah satu kehidupan karena roh manusia yang aku bawa akan menempel di ubanku."
Wanita:
"Pak tua mimpiku pecah, aku sudah mati bahkan sebelum Tuhan menciptakan kematian itu sendiri."
Pencabut roh:
"Datanglah lagi besok, temani aku dan kita bercakap tentang mimpimu yang pecah itu."
Konon pernah ada yang melihat kakek itu, jika siang menjelma menjadi burung gagak yang hinggap di atap- atap rumah dimana malamnya atap itu akan berubah menjadi ruang kesedihan roh yang berpisah dengan penghuninya. Namun tidak ada seorangpun yang benar- benar membuktikan ceritaitu.
Pencabut Roh:
"Bagaimana jika pada suatu malam, dalam diam yang selalu menggendap, aku mendatangimu dan meminta satu persatu nafasmu."
Wanita:
"jika yang kamu minta adalah kematianku, sebenarnya aku sudah tidak punya sejak lama. sejak kekasihku pergi di suatu senja yang buta. Aku merasa kematian sudah masuk perlahan melalui pori dan lubang hidungku di setiap detik aku mengingatnya. Maafkan aku tidak punya lagi kematian yang bisa kamu ambil, tetapi kau boleh mengambil rohku kapan saja kalau perlu nanti malam sekalipun."
Pencabut Roh:
"Tunggu aku tengah malam nanti, aku akan datang dan kamu akan melepas semua kesedihan dan rohmu."
Wanita:
"Kekasihku kematian harus dirayakan, tertawalah seperti ketika hari kelahiranku disambut dengan sukacita. bunyikan musik penuh keriaan dan menarilah dalam dentang riang. karena rohku akan kembali pulang. kesedihan dan air mata tidak akan menjadi apa- apa. bakarlah aku nanti, tebarkan abuku ke angkasa. jika kamu rindu pandangi saja bintang- bintang itu."
Tepat tengah malam sang pencabut roh tak kunjung datang
wanita:
"Mengapa semuanya berbohong. bahkan pencabut roh pun membohongiku. Apakah rohku dikutuk sunyi?"
keesokan harinya
Wanita:
"Mungkin besok dia akan datang. Aku akan menunggunya besok lagi."
dan pada akhirnya sang pencabut roh pun mati
Wanita:
"kematian harus disambut dengan suka cita bukan? mungkin ini yang dinamakan terlahir kembali dalam kematian."
"Aku adalah kematian.Sepanjang malam aku begitu lelah memilih, siapa yang dengan rela memberikan nafasnya untuk kupintal bersama cahaya dan kubawa ke angkasa. Jika rambut putihku bertambah setiap hari maka berkuranglah satu kehidupan karena roh manusia yang aku bawa akan menempel di ubanku."
Wanita:
"Pak tua mimpiku pecah, aku sudah mati bahkan sebelum Tuhan menciptakan kematian itu sendiri."
Pencabut roh:
"Datanglah lagi besok, temani aku dan kita bercakap tentang mimpimu yang pecah itu."
Konon pernah ada yang melihat kakek itu, jika siang menjelma menjadi burung gagak yang hinggap di atap- atap rumah dimana malamnya atap itu akan berubah menjadi ruang kesedihan roh yang berpisah dengan penghuninya. Namun tidak ada seorangpun yang benar- benar membuktikan ceritaitu.
Pencabut Roh:
"Bagaimana jika pada suatu malam, dalam diam yang selalu menggendap, aku mendatangimu dan meminta satu persatu nafasmu."
Wanita:
"jika yang kamu minta adalah kematianku, sebenarnya aku sudah tidak punya sejak lama. sejak kekasihku pergi di suatu senja yang buta. Aku merasa kematian sudah masuk perlahan melalui pori dan lubang hidungku di setiap detik aku mengingatnya. Maafkan aku tidak punya lagi kematian yang bisa kamu ambil, tetapi kau boleh mengambil rohku kapan saja kalau perlu nanti malam sekalipun."
Pencabut Roh:
"Tunggu aku tengah malam nanti, aku akan datang dan kamu akan melepas semua kesedihan dan rohmu."
Wanita:
"Kekasihku kematian harus dirayakan, tertawalah seperti ketika hari kelahiranku disambut dengan sukacita. bunyikan musik penuh keriaan dan menarilah dalam dentang riang. karena rohku akan kembali pulang. kesedihan dan air mata tidak akan menjadi apa- apa. bakarlah aku nanti, tebarkan abuku ke angkasa. jika kamu rindu pandangi saja bintang- bintang itu."
Tepat tengah malam sang pencabut roh tak kunjung datang
wanita:
"Mengapa semuanya berbohong. bahkan pencabut roh pun membohongiku. Apakah rohku dikutuk sunyi?"
keesokan harinya
Wanita:
"Mungkin besok dia akan datang. Aku akan menunggunya besok lagi."
dan pada akhirnya sang pencabut roh pun mati
Wanita:
"kematian harus disambut dengan suka cita bukan? mungkin ini yang dinamakan terlahir kembali dalam kematian."
Agen poker terbesar dan terpercaya ARENADOMINO.COM
BalasHapusminimal depo dan wd cuma 20 ribu
dengan 1 userid sudah bisa bermain 8 games
pin BB : D_8_E_B_A_A_7_C