Rintihan Pena

 Menjelma kertas buta persinggahan bait beraksara metamorfosa. 

Tinta hitam menjadi temaram, 

dipenghujung malam. 

Tanpa pijar, 

tanpa pelita, 

tanpa arutala.

Lalu, merayu sang penyampai rasa,

mendikte gejolak romansa. 

Dan bercengkrama bersama cakrawala.

mendiagnosa ahamkara.

Namun antariksa membungkam maya. 

Dan menikam lisan antara dahan cemara.

Dalam bayang delusiana. 

Pena menari diatas kertas buta 


Menggores rasa menghujam logika

Membunuh segala kisah asmaradana

Dalam bias bifurkasi lengapkan jati diri

Aku mengais, meraung, merongrong candramawa di balik tirai amorfati

Sesak dalam atma

Dersik menawan harsa

Seberkas cahaya memburu waktu

Kala langit luputkan cuaca di persimpangan pilu

Tak jemu-jemu nafas bergelut resini

Dengan rindu dendam saling bernyanyi

Kumandangkan bait falsafah yang hilang arah

Menganga, berdarah termakan kemarau basah

Serupa dahan rasa masih bersemi

Dituntut pantang untuk kembali


Suramojo, 24 Maret 2025

 Excelth_Cleine & ataplangitsenja 

Komentar

Postingan Populer