Hati Tanpa Kemudi



Aku di campak ke padang tandus

Ilalang bersemayam semakin menjulang 

Menatap fatamorgana, khayal dan palsu

Dengan resah dan dahaga

Lapuk dan gersang percintaan


Dalam dermaga yang sunyi

Masih menunggu jedaan kepastian

Pinta impian seseorang 

Prihal keabadian bahagia, dengan sejuta janji 


Terdengar laris isak tangis kecewa

Bak lantunan desir angin

"Cukuplah aku dipermainkan dengan tradisi cinta yang pedih"


Dayung mendayung

Mengayuh perahu yang surut palang

Dalam gelombang badai nan mengekang

Menghantam cinta dan harapan 


Jarak dan waktu!

Ya, itulah mematahkan, merobek, tiap jilid semangat baru


Ku coba berenang

Di gurun daki doa ku

Membukit tekad bulatku 

Hanya enggan menyerah sesuatu

Tiba-tiba, tiba di tengah lautan sendu


"Patutkah aku mengemis cinta?"

"Mengemis harapan?"


Percintaan yang tandus 

Dengan adat yang kaya raya

Berjuta kebudayaan

Kemurnian nya telah hilang diserap

Dilenyapkan dalam relung ke alpaan


Ku coba merangkak, meniti jejak langkah terakhir

Dan cahaya itu semakin terukir


Di gelap yang memudar, perlahan mengeja harapan 

Lalu jiwaku terkapar menjadi rasa perih

Akupun merasa diasingkan dari hatinya

Setelah kubaca keadaan, "hati ini tanpa kemudi"


—candramawa

[ @sajakberbicara ]

Komentar

Postingan Populer