Akhir Sebuah Penantian

Malam telah larut dan dingin angin malam semakin menusuk tulang belulang. Gemericik air hujan terdengar sangat deras, namun Vhenus masih duduk dimejanya berdiam diridan beberapa kali mengusap air matanya. Beberapa hari ini ada suatu hal yangmenimpa gadis itu. Ia tengah benar-benar sakit,baik itu hati maupun jiwanya.
Secarik kertas dan bulpoin bertinta biru menemani dalam tangisnya dan derasnya
hujan sebagai pelengkap kepedihannya. Kemudian ia bangkit dari kursinya dan
berjalan kedapur mendekati almari es dan mengambil sebotol air kemudian
menengguknya.

Terdengar suara lembut serta lirih memecahkan hening malam itu. “kamu,belum tidur sayang?” sapa bundanya kepada Vhenus. Vhenus tersenyum sembari melangkah mendekati bundanya. “Belum bunda,mata ini tak mau tuk dipejamkan.” Jawab Vhenus.
“Apakah kamu sedang ada masalah? Ceritalah nak, ada apa?” tanya bundanya dengan lembut. Akan tetapi Vhenus masih ragu untuk bercerita dan ia pun memutuskan untuk menyimpan masalahnya sendiri.
“Kalau kamu tidak ingin bercerita tak apa nak, bunda tidak memaksa kamu. Tapi tidurlah sayang hari telah larut dan sebentar lagi hari akan pagi. Tidurlah nak walau itu hanya sejam.” Bundanya berkata dengan halusnya.
“Iya bunda. Vhenus akan tidur.” Tersenyum dan mencium bundanya.
          Adzan subuh sudah berkumandang, namun ia sama sekali tak mampu memejamkan mata. Kemudian, ia segera bangkit dari kursinya dan segera menjalankan tugasnya sebagai  seorang muslim. Setelah menyelesaikan
sholatnya tiba- tiba terdengar suara pintu kamarnya diketuk  “ thok..thok..thok..” ia pun segera membukan pintu kemudian tersenyum pada perempuan yang ada di depannya.
“ Kamu sudah bangun sayang?” tanya bundanya dengan lembut.
“Semalaman aku tidak tidur bunda, Vhenus gelisah beberapa hari ini Vhenus tidak bisa berfikir jernih.” Kata Vhenus sambil menunduk.
“Kamu ada masalah?” tanya bunda dengan cemas.
“Iya bunda, tapi sudahlah bunda Insya’allah akan segera selesai.” Jawabnya sambil tersenyum.
“ Apapun yang terjadi sayang, bunda akan selalu mendo’akanmu nak. Dan bunda harap kamu jangan ceroboh untuk mengambil sebuah tindakan maupun keputusan.” Tutur bundanya.
Setelah bercakap-cakap mereka kemudian menyiapkan sarapan untuk ayah dan adik- adiknya sebelum berangkat sekolah. Semuanya telah selesai mandi, Vhenus dan keluarganya sekarang sarapan bersama. Sekarang waktu telah menunjukkan pukul 06.30 WIB dimana Vhenus harus segera berangkat ke sekolahnya. Beberapa saat kemudian ia sampai di sekolahnya kemudian mengikuti do’a pagi dengan membaca ayat ayat suci Al-Qur’an kemudian kegiatan rutin membaca buku fiksi, setelah itu dilanjut pelajaran seni budaya. Vhenus dan teman- temannya mendapatkan tugas untuk membuat video klip. Vhenus dan timnya memutuskan lokasinya di Simpang Lima, Gumul, Kediri. Setelah pulang mereka bergegas pulang kerumah masing-masing.
          Keesokan harinya, kalender menunjukkan hari minggu. Namun, pagi- pagi sekali sudah terdengar deru motor dari arah rumah Vhenus. Vhenus berangkat dari arah desa Karangan, Bareng ke arah Simpang Lima Gumul. Sampai di lokasi, mereka segera menyiapkan perlengkapan mereka untuk syuting. Namun, setelah beberapa adegan pandangan Vhenus terpaku padasatu arah, dan perlahan mendekat ke arah pandangannya tersebut. Vhenus ingin memastikan yang dilihat itu benar- benar kekasihnya atau hanya seseorang yang mirip saja. Salah seorang wanita yang bersamanya pun tidak asing dimata Vhenus.
Tiba-tiba Vhenus kikuk, kakinya tak mampu lagi menopang tubuhnya, kemudian ia tersandar di dinding pembatas air mancur dengn mata yang nanar. Salah seorang temannya kemudian mendekat dan bertanya ”Ada apa? apa yang terjadi?”
“ lihatlah kak. Laki-laki yang teramat aku cintai kini kencan dengan perempuan yang teramat kukenal. Apa yang harus aku lakukan?”. Jawab Vhenus seraya menahan air mata. Cahaya pun segera memeluk sahabatnya yang teramat disayanginya. “
bersabarlah Vhe. Aku tau apa yang kau rasakan. Tapi apakah kau yakin iyu benar- banar kekasihmu? Bukankah kemarin kau bilang, bahwa Abi akan pergi ke luar kota?”. Tanya Cahaya terheran.“kak Cahaya,lihatlah sekarang kita dimana? Kita di Kota Kediri, kita sudah diluar Kota Jombang ”. jawab Vhenus.
“ sudahlah dek. Lepaskan Abi , dan ihklaskan saja apa yang telah terjadi. Sekarang hampiri dia dan akhiri hubunganmu “. Bujuk Cahaya, namun ditentang oleh Vhenus.
“Tidak kak. Bukan aku yang harus mengakhiri, tapi dialah yang harus mengakhiri. Dia yang memutuskan untuk menghianatiku maka dia pula yang harus memutus tali ikatan kami. Biarlah penantianku berakhir sampai disini.” Jawab Vhenus dengan mencoba untuk tegar.
          Setelah Vhenus mengetahui bahwa ia telah dihianati oleh kekasihnya, ia tidak ingin mengakhiri hubungannya. Namun, menyerahkan semua keputusan kepada kekasihnya.
Sekian lama ia menanti ketulusan cinta sekarang adalah akhir dari penantiannya.
Dan baru ia sadari bahwa kegelisahan yang dialaminya dua malam lalu karena
hadirnya pihak ketiga diantara dia.

Komentar

Postingan Populer