Semesta Pewayangan - Dewi Suhita

 

Sri Suhita
Sri Suhita




RATU Sri Suhita atau Dewi Suhita menjadi raja wanita kedua yang berkuasa di kerajaan Majapahit.

 Ia memerintah sejak masa pemerintahan Wikramawardhana.

 Namun asal usul dan identitas asli Sri Suhita masih menjadi misteri dan perdebatan.

 Sejarawan Slamet Muljana dalam bukunya 'Babad Tanah Jawi' yang ditulis oleh Soedjipto Abimanyu menyebutkan bahwa seorang ratu atau Prabu Sri  memerintah kerajaan Majapahit.

 Namun tidak ada yang bisa menjelaskan siapa karakter tersebut.

 Istilah Prabu Sri dipahami Kusumawardhani  memegang kekuasaan karena berhak atas takhta dan mahkota kerajaan sebagai putri Prabu Hayam Wuruk.

Di sisi lain, ia juga dapat dipahami sebagai Putri Suhita, yang lahir dari pernikahan antara Kusumawardhani dan Wikramawardhana.

 Wikramawardhana memiliki seorang selir, dan diketahui ia mempunyai dua orang putra, Bhre Tumapel dan Sri Kertawijaya.

 Karena mereka terlahir sebagai selir, maka tak satu pun dari mereka berhak mewarisi takhta atau mahkota.

 Namun menurut beberapa sumber sejarah, naskah kuno seperti Kakawin Pararaton tidak menyebutkan secara jelas nama Prabu Sri Suhita.

 Silsilah Prabu Sri Suhita muncul sebelum berita Perang Paregreg, seperti tertulis dalam buku “Wanita Tangguh Penguasa Tanah Jawa” karya Krishna Bayu Adji dan Sri Wintala Achmad.

 Namun yang jelas dari  referensi dan penjelasan beberapa ahli sejarah adalah Dewi Suhita berhak naik takhta karena merupakan putri dari Wikramawardhana dan Kusumawardhani.

 Kedatangan Prabu Sri Suhita sebagai raja Majapahit membuat senang para raja wanita  Jawa.

 Prabu Sri Suhita adalah raja Majapahit keenam  di  Jawa dan raja kelima setelah Ratu Jay Shima, raja kedua Kalingga.

Setelah itu, perempuan Jawa menguasai takhta, seperti yang terjadi pada Pramodawardhani, raja Medang keenam pada masa Jawa Tengah, dan kemudian Sri Isanatunggawijaya, raja Medang kedua pada masa Jawa Timur, dan raja perempuan pertama Majapahit, Tribhuwana Wijayatunggadewi.

 , yang merupakan Raja Majapahit ketiga.

 Mengenai naik takhta Dewi Suhita di Majapahit, informasi Tionghoa menceritakan dari kuil Sam Po Kong di Semarang.

 Dalam cerpen ini, menurut analisis sejarawan Slamet Muljana, Rani Suhita disebut Su-King-ta, yang menurut cerpen tersebut memerintah pada tahun 1427 hingga 1437.

Dengan demikian sudah jelas bahwa pemerintahan Bhre Daha pada tahun 1437, hanya merupakan selingan dari keturunan Bhre Wirabumi. Karena Rani Suhita tidak mempunyai keturunan, maka setelah kematiannya pada 1447, ia digantikan oleh Bhre Tumapel Sri Kertawijaya, yang merupakan putra Wikramawardhana dari seorang selir.


Dialah raja pertama Majapahit yang bukan keturunan Raden Sanggramawijaya. Sejak pemerintahan Sri Kertawijaya inilah tahta Kerajaan Majapahit menjadi rebutan dalam keluarga. Tahta Majapahit diduduki secara silih berganti oleh berbagai raja dari beragam keluarga, yang bukan merupakan keturunan langsung dari Sanggramawijaya. Dengan demikian pemerintahan turun temurun dari bapak atau ibu kepada anak dari garis keturunan Sanggramawijaya hanya sampai pada Rani Suhita.


Komentar

Postingan Populer