Gadis kecil dan sepotong Roti

Gambar : Pierre Auguste Renoir La famille

Di ujung senja kumencoba menitmati yang ada di sekelilingku, aku berjalan diantara dedaunan basah oleh guyuran hujan yang baru reda. Kakiku terus berjalan hingga kutapaki trotoar jalan.
" Sepi.. mungkin karena tadi hujan dan masih gerimis!" Batinku
Ku melihat sekelilingku sepi memang, aku pun masih berjalan dan tiba-tiba ponselku berdering.
"Lagi dimana, Put?" Pesan dari sahabatku Cheryl.
"lagi jalan-jalan, sengaja mau lihat-lihat bosen di kost. Ada apa ril?" Jawabku
"Oh, gak ada apa-apa sengaja aku chat kamu soalnya kamu sendirian sih, terus mikirin apa kamu sampai gak sadar dari tadi aku ikutin di belakang."balasnya
Tanpa buang waktu langsung ku menengok kebelakang, dan disana sekitar 3 meter berdiri seorang cewek melambaikan tangan kemudian berlari kecil ke arahku.
"Dasar kamu nih ril, ngapain ngikut?" tanyaku dengan nada galak namun bercanda
"Aku tadi ke kamarmu tp kamu gak ada, terus aku cari deh." Jawabnya
"Oh.." sahutku
"Kamu ngapain sih jalan sendirian, lagi galau ya?" Ledeknya
"Enggak cuma pingin lihat-lihat aja kan." Jawabku
Perbincangan, gurauan terus menemani langkah kaki kami. Kemudian kami berhenti kemudian duduk di pembatas jalan sambil potret-potret pemandangan senja.
" Foto bareng yuk put, mumpung aku masih cantiknya haha." Ajak Cheryl
" Ayuk, habis itu kita pulang ya udah mau magrib juga." Jawabku
Ku atur timer potretnya kemudian ku taruh kameraku di pondasi pembatas jalan dan berlari ke arah Cheryl.
Cekrik..
"Sudah pas nih ril, lihat bagus kan?" Tanyaku pada Cheryl seraya menunjukkan hasil potret
"Iya bagus, ya udah yuk pulang udah mau magrib." Ajaknya padaku
Kuanggukkan kepalaku lalu berjalan beriringan dengan Cheryl. Di persimpangan jalan tiba-tiba Charyl berhenti dan berbisik padaku "jangan berisik, kamu dengar gak put?"
"Hust,, ngomong apa sih kamu jangan aneh-aneh udah mau magrib nih. Ayo pulang ceper." Kali ini dengan nada memerintah ya. Charyl pun mengikuti langkahku dengan agak ragu dan memperhatikan sekeliling. Baru lima langkah aku berjalan aku pun mendengar suara , aku pun berhenti dan kupandangi Charyl dan dia pun memandangku
"Suara tangis put?" Tanyanya sambil berbisik. Aku hanya mengangguk " suaranya lebih keras dari yang ku dengar tadi put, sepertinya tidak jauh dari sini." Jelasnya sambil meneliti sekeliling, dan ku pekakan lagi pendengaran ku mencari sumber suaranya.
"Disana" hampir berbarengan aku dan Charyl menunjuk arah yang sama. Kemudian kami saling menatap dan saling mengangguk lalu berlari kearah itu.
Sampai disana aku pun tercengang seorang gadis kecil mungkin baru berusia 5 tahun dengan baju basah kuyup mungkin karena hujan tadi, dia sendirian duduk di atas genangan air.
"Dek kamu kenapa?" Tanya Charyl pada gadis itu. Dia menatap kami namun tak menjawab dan masih terus menangis.
"Namamu siapa? Kenapa menangis dek?" Tanyaku padanya, namun gadis kecil itu tetap menangis tanpa menghiraukan pertanyaan kami.
Aku dan Cheryl pun bingung, kuperhatikan gadis itu dan kuamati dia
"Mungkin dia terluka" pikirku
Kuperhatikan secara teliti tapi dia tidak terluka, ku perhatikan tangannya dia membawa 1 buah donat tawar yang kotor dengan lumpur dan terus ia pandangi donat itu.
"Apa kau terluka?" Tanya Cheryl, dan untuk kesekian kalinya dia tak memperdulikan pertanyaan Cheryl.
"Apa mungkin dia..." Batinku, kemudian ku beranikan diri mengambil donat kotor di tangannya dia pun menatapku marah dan mengambilnya lagi dariku. Aku pun kaget
" Maaf dek, kakak tidak bermaksud jahat." Kataku, dan dia hanya menangis
" Apa kamu mau donat?" Tanyaku pada gadis itu, kembali dia menatapku namun dia berhenti menangis. Aku pun tersenyum
"Bicaralah, kami bukan orang jahat dek. Apa kamu mau donat?" Tanyaku ku ulangi
"Nene.." katanya lirih
"Apa kamu ingat dimana rumahmu?" Tanya Cheryl dan dia mengangguk.
"Boleh kakak minta donat ini , nanti kuganti dengan donat baru dan kuantar pulang." Aku mengambil donat itu dari tangannya. Dan dia hanya menatapku ku balas dengan senyum
 " Sebelum ku antar pulang , kamu ikut kakak dulu ya ambil roti dirumah." Dia hanya diam tapi mengikuti gandengan tanganku dengan langkah kecilnya.
Cheryl menepuk pundak ku dan tersenyum.
Sesampainya kami di kost dia gadis kecil itu ku suruh masuk kamarku dan ku suruh duduk, namun dia tetap berdiri dan menatapku . Aku mengambil beberapa roti dan air minum untuknya pura-pura tidak melihatnya yang memegangi bajunya yang basah, kemudian perlahan dia duduk dilantai. Kupandangi dia
"Jangan duduk dibawah, gpp itu duduklah di kasur itu, ini roti makanlah. Kakak keluar sebentar, jangan takut. Makanlah rotimu." Kataku padanya
Aku pergi ke kamar Cheryl dan dia langsung bertanya " apa dia sudah bicara?"
"Belum" pungkasku
"Apa baju adikmu masih ada?" Tanyaku pada Cheryl
"Masih tapi ya baju cowok" jawabnya
"Gpp ketimbang baju basah." Jawabku menjurus ke gadis kecil tadi
"Oh,, aku mengerti.. tunggu" kata Cheryl sambil mengambil baju yang ku maksud.
"Sudah ayo ke kamar mu!" Ajaknya
Tak perlu jawaban dia langsung ke kamarku dan menatapku kemudian menatap gadis kecil itu tetap duduk di lantai dan tidak memakan rotinya.
"Dek.. sudah magrib. Ini baju, mandilah setelah itu kita sholat jama'ah dulu baru kami antar pulang." Suruh Cheryl pada gadis kecil itu, dan dia mengangguk. Ku antar kan dia ke kamar mandi di ujung kamarku dan ku tanya "apa kamu bisa mandi sendiri?" Dia mengangguk
"Baiklah , ini handuk dan sabunnya." Tetap dia tidak bicara namun mengangguk.
Setelah dia masuk kamar mandi aku duduk di samping Cheryl dan berbicara lirih
"Siapa ya gadis itu?" Gumamku
"Entahlah put." Kata Cheryl
"Knp dia menangis,kenapa dengan donat penuh lumpur ??" Aku bertanya-tanya pada diriku sendiri
"Sudahlah put, mungkin setelah sholat dia mau bicara." Gumam Cheryl
"Semoga begitu." Jawab ku
Beberapa menit kemudian gadis itu keluar dengan mengenakan baju cowok yang diberikan Cheryl, agak kebesaran sih tp mending lah.
Setelah itu kami sholat berjama'ah di kamarku setelah itu ku tanya lagi gadis itu
" Namamu siapa?"
"Ila"jawabnya sangat lirih
"Oh ila tadi kenapa menangis?" Tanya Cheryl lembut
"Nene" kata ila pada kami. Tapi kami tidak mengerti apa yang ia maksud.
"Rotinya kenapa tidak ila makan?"tanyaku
Kembali ia menjawab "Nene" aku dan Cheryl saling memandang tidak mengerti, benakku pun bertanya-tanya apa maksudnya
"Ya sudah, ayo kami antar pulang" kata Cheryl. Gadis kecil itu pun tersenyum, sungguh manis.
"Tunggu, ini rotimu" kataku sambil memberikan kantong berisi beberapa donat , roti dan air minum.
Kami berangkat mengantar ila pulang. Ternyata rumahnya agak jauh dari kost kami. Hingga akhirnya ila minta berhenti di sebuah rumah berdindingkan anyaman bambu dan diberi kardus sebagai sekat rumahnya. Dan didalam ada seorang nenek tua yang sedang tidur . Kuperhatikan apa yang dilakukan ila.
"Nene..Nene!" Kata gadis itu membangun kan nenek itu. dan baru kusadari bahwa maksudnya dari tadi itu nenek.
"Ila menyuapkan roti untuk neneknya tapi neneknya tak kunjung bangun. Ia hanya membuka matanya sesekali.
Ku pegang dahi nenek itu , panasnya bukan main." Nenek ini kena demam, mungkin DBD." Bisikku pada Cheryl . Kemudian dia mengangguk dan berkata
"Put, kamu disini dulu jaga ila dan neneknya. " Tanpa menunggu jawabanku Cheryl langsung pergi
"Mungkin ia minta bantuan ibu kost yang kebetulan seorang perawat." Kataku dalam hati.
Aku mencoba menenangkan ila dan berusaha menurunkan demam si nenek dengan mengompresnya.
Beberapa saat kemudian Cheryl datang dengan ibu kost dan segera kupersilahkan menangani nenek tersebut. Setelah demam nenek itu sedikit turun Bu Nilam ibu kost ku meminta bantuan warga sekitar untuk membawa nenek itu kerumahnya untuk dilakukan perawatan lebih lanjut. Selama perawatan neneknya ila terlihat sangat dekat dengan Bu Nilam.
Hari rabu malam Bu Nilam mengetuk pintu kamarku dan ingin berbincang-bincang denganku dan Cheryl.
"Putri , Cheryl entah kenapa saya begitu sayang dengan ila. Dan kata Bu Asih neneknya bahwa mereka hanya tinggal berdua." Kata Bu Nilam pada kami
"Aku berfikir untuk merawat ila, karena aku tidak dikaruniai seorang anak." Lanjutnya
"Apa suami ibu sudah setuju?" Tanya Cheryl
"Sudah, dia sangat senang mendengarnya!" Jawabnya
" Lalu , apa ibu sudah membicarakannya dengan bu Asih Bu?" Tanyaku ragu
"Itulah put, ril aku ragu . Aku takut menyinggung beliau. Apa kalian bisa membantu ku?" Pintanya
"Dengan cara apa saya bisa membantu ibu?" Tanya Cheryl
"Nanti kalau misalnya mereka menolak tawaranku, bantu aku membujuk mereka." Pintanya pada kami
"Baiklah Bu, tapi jika memang tidak mau, saya harap ibu tidak memaksa" harap ku pada ibu kost
"Baiklah." Pungkasnya
Keesokan harinya kudengar Bu Asih menolak tawaran Bu Nilam dengan alasan tidak mau merepotkan. Kucoba membujuk Bu Asih sebisaku dan ku hubungkan dengan masa depan ila dan kesehatan Bu Asih sendiri, awalnya dia ragu kemudian ia menyetujuinya.
Bu Nilam pun sangat bahagia bisa terus bersama ila.
Setiap sore kulihat ila bermain bersama Bu Nilam dan suaminya di teras rumah, Bu Asih duduk di teras memperhatikan mereka. sungguh tidak kusangka gadis kecil yang ketemui waktu itu adalah sumber kebahagiaan kost ini.
Sungguh bahagia melihat kebahagiaan mereka layaknya keluarga yang utuh.

Komentar

Postingan Populer